Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang salah satu dari 13 Pesan Pedoman Umum Gizi Sembang (PUGS).
TIADA ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari - hari yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaraman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kali makan siang dan makan malam, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Dengan makanan yang seimbang dan serat yang cukup (25 – 35 gram/hari) dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit degeneratif seperti misalnya, jantung koroner, darah tinggi, diabetes melitus, dan sebagainya.
Sebagai contoh pada masyarakat yang makanan pokoknya: sagu, ubi atau singkong. Mereka harus mengkonsumsi lebih banyak makanan sumber zat pembangun ketimbang masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi beras atau jagung. Sebab sagu, ubi dan singkong merupakan bahan makanan sumber zat tenaga, tetapi tidak mengandung zat pembangun.
Contoh lain pada masyarakat “vegetarian”, yang tidak mengkonsumsi makanan berasal dari hewan. Berarti mereka menghindari bahan makanan sumber zat pembangun asal hewani. Oleh karena itu, untuk menerapkan prinsip aneka ragam makanan, mereka harus lebih banyak mengkonsumsi makanan sumber zat pembangun asal nabati. Misalnya, kacang-kacangan. Hal ini mengingat, nilai cerna zat pembangun asal nabati tidak sebaik nilai cerna zat pembangun asal hewani.
Sebagai kesimpulan, untuk mencapai masukan gizi yang lengkap dan seimbang, kita perlu mengkonsumsi aneka ragam jenis bahan makanan. Ingat, mengkonsumsi hanya satu jenis makanan dalam jangka waktu relatif lama, dapat menderita berbagai penyakit kekurangan zat gizi atau gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, setiap individu seyogyanya dapat memanfaatkan aneka ragam makanan yang tersedia di lingkungannya. Pantang makanan yang dapat merugikan kesehatan, seyogyanya dihindari, kecuali apabila ketentuan agama memang tegas-tegas melarang.
Beberapa bahan makanan dapat ditukar sesuai dengan padanan bahan makanan di bawah ini.
GOLONGAN I
BAHAN MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT
Bahan-bahan ini umumnya digunakan sebagai makanan pokok. Satu satuan penukar mengandung 175 kalori, 4 gram protein dan 40 gram karbohidrat.
Keterangan:
Bahan makanan yang ditandai *) kurang mengandung protein, sehingga perlu ditambah ½ satuan penukar bahan makanan sumber protein
GOLONGAN II
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI
Umumnya digunakan sebagai lauk: satu satuan penukar mengandung 95 kalori 10 gram protein dan 6 gram lemak.
GOLONGAN III
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI
Umumnya digunakan sebagai lauk: satu satuan penukar mengandung 80 kalori 6 gram protein dan 3 gram lemak dan 8 karbohidrat.
GOLONGAN IV
SAYURAN
Merupakan sumber vitamin dan mineral terutama karotin, vitamin C, zat kapur, zat fospor. Hendaknya digunakan campuran dari daun-daunan seperti bayam, kangkung, daun singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, labu kuning, dsb. 100 gram sayuran campur adalah + 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan), mengandung 50 kalori, 3 gram protein dan 10 gram karbohidrat.
GOLONGAN V
BUAH-BUAHAN
Merupakan sumber vitamin terutama karoten, vitamin A, B6, C dan sumber mineral. Satu-satuan penukar, mengandung 40 kalori dan 10 gr karbohidrat.
GOLONGAN VI
SUSU
Merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin (terutama vitamin A dan niacin), serta mineral (zat kapur dan fasfor). Satu-satuan penukar mengandung 130 kalori, 7 gr protein, 7 gr lemak dan 9 gr karbohidrat.
*) Untuk melengkapi lemaknya,perlu ditambah 1½ satuan penukar minyak.
GOLONGAN VII
MINYAK
Bahan makanan ini hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Satu satuan penukar mengandung 45 Kalori dan 5 gram lemak.
Selasa, 14 Juli 2009
Suplemen Olahraga
Selain dari suplemen makanan yang kita kenal seperti suplemen gizi dan non gizi yang bisa berbentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap untuk menjaga vitalitas tubuh, ada juga yang disebut suplemen olahraga. Suplemen ini berfungsi untuk menunjang kegiatan olahraga dengan efek yang berbeda-beda pada setiap jenis suplemen. Beberapa efek yang ditimbulkan adalah untuk menambah energi, membentuk tubuh atau mengencangkan otot (Anonim1 2009).
Suplemen bukanlah obat. Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit dan meringankan rasa sakit diderita. Obat merupakan zat yang cukup keras bekerja bagi tubuh dan seringkali mempunyai efek samping bermacam-macam. Oleh karena itu, pemakaian obat harus dengan resep dokter. Sedangkan suplemen sebagian besar bekerja sebagai tambahan gizi selain makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Suplemen juga merupakan zat yang membantu mengoptimalkan hormon dan fungsi tubuh (Anonim2 2009).
Suplemen tidak bekerja seperti obat. Suplemen bertujuan untuk membantu tubuh bekerja secara maksimal. Bahan di dalam suplemen tidak ada yang mengandung adiktif atau zat yang dapat membuat seseorang ketagihan (Anonim2 2009).
Alat bantu ergogenik dapat dipakai dalam berbagai cara, apakah memperlancar produksi energi melalui tiga sistem energi manusia atau mengoptimalisasi aplikasinya untuk olahraga. Berkenaan dengan hal tersebut alat bantu ergogenik dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu alat bantu mekanik atau biomekanik, alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi (Riyadi dkk. 2007).
Suplemen olahraga dapat berfungsi sebagai alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi. Alat bantu gisiologis secara teoritis dimaksudkan mempengaruhi secara langsung proses-proses fisiologi tertentu yang penting bagi olahraga. Salah satu alat bantu fisiologi yang paling berhasil adalah doping darah, yaitu menambah darah atau dalam istilah teknis dikenal dengan induksi arythrocythemia. Beberapa prosedur dapat digunakan, tetapi yang paling aman adalah teknik autologus transfusion. Suplemen besi, yang sering dipertimbangkan sebagai alat bantu ergogenik gizi, diklasifikasikan sebagai alat bantu fisiologi (Riyadi dkk. 2007).
Alat bantu ergogenik psikologi dapat dikelompokkan dalam dua kategori umum. Pertama sebagai pembangkit energi psikologi yang dimaksudkan memaksimalkan produksi energi, yang kerjanya kemungkinan mirip dengan obat-obat jenis stimultan. Kedua sebagai penenang psikologi yang secara teoritis dinyatakan memberikan pengaruh menenangkan sehingga membantu mengurangi taraf kecemasan dalam olahraga (Riyadi dkk. 2007).
Secara teoritis terdapat alat batnu ergogenik gizi pada setiap kelas zat gizi dari enam kelas utama zat gizi. Para atlet pada umumnya sudah biasa menggunakan suplemen dari hampir semua zat gizi dalam usahanya memperbaiki penampilan fisik. Sebagai contoh, senyawa karbohidrat tertentu sudah diketahui membantu penyerapan dan utilisasi karbohidrat selama latihan (Riyadi dkk. 2007).
Berikut beberapa contoh jenis suplemen olahraga yang terdapat secara bebas di pasaran:
1. Minuman Isotonik
Manfaat : mengganti cairan, energi dan elektrolit tubuh yang hilang. Komposisi minuman ini dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman diteguk dalam sekejap dapat terserap oleh tubuh. Karena yang sifatnya mengosongkan perut dan memiliki daya serap tinggi didalam usus. Umumnya komposisi terbesar minuman isotonik tetaplah air (hingga 98%). Dua persen lainnya barulah terdiri dari ion NaCl (Natrium klorida), KP (kalium fosfat), Mg (magnesium sitrat), dan Ca (kalsium laktat), yang berfungsi mengganti elektrolit tubuh yang hilang.
Dampak : Minuman isotonik biasanya mengandung asam nitrat. Karena itu mengonsumsinya tidak boleh sembarangan. Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat berpengaruh pada gigi serta lambung. Karena itu, sebaiknya konsumsi secepat mungkin, dan menggunakan sedotan, serta tidak ditahan atau dipakai berkumur. Selain itu, sebelum dikonsumsi sebaiknya didinginkan dulu di lemari es. Selain rasanya lebih segar, minuman yang didinginkan dapat mengurangi kemungkinan erosi pada tubuh. Selain itu, dalam keadaan dingin, zat-zat yang terkandung di dalamnya lebih cepat diserap saluran pencernaan. Untuk wanita hamil dan mereka yang usia lanjut, tidak masalah kalau ingin mengonsumsi minuman kesehatan ini, sejauh tidak berlebihan. Kelebihan kalium akan berpengaruh pada metabolisme tubuh dan menimbulkan efek jantung berdebar kencang.
2. Minuman Berenergi
Manfaat:Tubuh mendapat sumber energi dari karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam minuman energi, yang menjadi sumber energi adalah kabohidrat, karena lemak dan protein biasanya tidak enak rasanya bila diminum. Minuman energi juga ada yang ditambahkan vitamin dan mineral. Adanya kedua zat ini membuat pembentukan energi dalam tubuh bisa optimal.
Dampak: Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jika terjadi perubahan drastis dalam tubuh. Misalnya setelah minum minuman energi, tubuh jadi jauh lebih bersemangat atau tidak capek, meski telah melakukan banyak aktivitas. Hal ini bisa merupakan efek dopping. Jika benar begitu, bisa berbahaya. Tanpa sadar tubuh terus dipaksa bekerja keras. Akibatnya, fungsi organ-organ penting( seperti ginjal, hati, jantung) bisa terganggu.
3. Suplemen Creatine
Manfaat: Untik menambah tenaga ke sel-sel otot, sehingga membentuk otot agar terlihat berat. Biasanya, jenis suplemen ini diminati kaum pria yang ingin memiliki tubuh kekar.
Dampak:Jika dikonsumsi sesuai anjuran dan takaran yang tepat, tidak akan menimbulkan masalah. Pada pemakaian normal, zat ini tidak menimbulkan efek samping. Namun bila melebihi dosis dan tidak diimbangi latihan yang benar, dapat membahayakan ginjal karena banyak menyerap cairan tubuh. Padahal creatine alami bisa didapat dari makanan sehari-hari, terutama daging merah, dan ikan, walau dalam jumlah sedikit.
4. Suplemen Hormon (berbentuk susu protein)
Manfaat: Menambah tenaga dan membentuk otot tubuh. Selain berbentuk susu, suplemen ini ada pula yang berbentuk kapsul dan tablet, kebanyakan untuk jenis suplemen yang bersifat memengaruhi hormon.
Dampak: Sebaiknya, penggunaan suplemen ini sesuai petunjuk dokter. Pasalnya, jika tidak disertai pengetahuan yang benar tentang pemakaiannya, bisa membahayakan kesehatan. Sebab suplemen ini bekerja memengaruhi hormon. Kasus yang pernah terjadi, yaitu berpengaruh pada kerja jantung. Bahan-bahan dalam suplemen tersebut memacu kerja jantung menjadi lebih cepat, bisa juga menimbulkan stroke.
(Anonim1 2009)
Istilah doping tentu sudah tidak asing di kalangan olahragawan. Doping sering digunakan, terutama oleh altet, untuk meningkatkan performa. Dalam penggunaannya, doping dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu:
• Doping yang dipakai pada saat dan sebelum kompetisi
Terdiri dari :
o Anabolic Androgenic Steroids (AAS)
Mekanisme : meningkatkan efek anabolik seperti meningkatkan kekuatan dan massa otot. Doping jenis ini digunakan atlet untuk meningkatkan massa otot dalam waktu singkat.
Contoh : steroid (drostanolone, metenolone, nandralone dan oxandrolone); steroid endogen (dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone); steroid lain (clenbuterol, tibolone [Livial], zeranol, zilpaterol).
o Hormon
Mekanisme : Hormon digunakan untuk stimulasi fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, kelakuan, sensitivitas terhadap rasa sakit. Hormon digunakan atlet untuk meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan otot serta menigkatkan produksi sel darah merah untuk meningkatkan suply oksigen.
Contoh : erythropoietin (EPO), human growth hormones, insulin, corticotrophins, luteinizing hormone(LH), human chorionic gonadotrophin (hCG), ACTH.
o Agonis Beta 2
Mekanisme : Beta 2 biasa digunakan untuk obat asma dengan merelaksasi otot bronkus sehingga udara yang masuk meningkat. Keuntungan Beta 2 adalah sebagai stimulan dan bila dimasukkan ke peredaran darah memiliki efek seperti steroid anabolik. Beta 2 digunakan atlet untuk meningkatkan ukuran otot dan mengurangi lemak.
Contoh : salmeterol, salbutamol, terbutaline, formoterol, bambuterol, reproterol.
o Agen dengan aktivitas anti-estrogen
Mekanisme obat yang menghambat efek estrogen akan memberikan negative feed back bagi hipotalamus untuk melepaskan GnRh. Doping ini digunakan untuk mengurangi efek anabolik steroid seperti gynaecomastia dan meningkatkan produksi testosteron.
Contoh : clomiphene, cyclofenil, finasteride [Proscar]. raloxoifine [Evista], tamoxifen
o Diuretik
Mekanisme : meningkatkan produksi urin sehingga mengurangi berat badan dan menutupi penggunaan doping karena dikeluarkan melalui urin.
Contoh : epitestosterone, dextran, diuretics, probenecid
o Suplemen nutrisi
Mekanisme : menyediakan ATP (energi) bagi otot. Digunakan atlet untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan.
Contoh : asam amino, L-karnitrin, kreatin, gliserol, piruvat
• Doping yang digunakan hanya pada saat kompetisi
o Stimulan
Mekanisme : Stimulan merupakan obat yang meningkatkankewaspaan dan aktivitas fisik melalui peningkatan detak jantung dan pernafasan serta fungsi otak (mempengaruhi sistem saraf sehingga menstimulasi mental dan fisik tubuh). Stimulan digunakan atlet untuk mengurasi rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan mental, konsentrasi, kecepatan, tenaga, daya tahan, konsentrasi
Contoh : kafein, adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline, adrenalin, methylphenidate [Ritalin].
o Analgesik golongan narkotik
Mekanisme : Analgesik narkotik digunakan biasa digunakan untuk mengurangi rasa sakit menekan pusat rasa sakit di otak. Obat ini digunakan atlet untuk mengurasi rasa sakit bila terjadi cedera, mengurangi rasa gelisah, juga digunakan agar atlet dapat berlatih lebih keras dan lama
Contoh : buprenorphine, dextromoramide, heroin, morphine, pethidine
o Kanabinoid
Mekanisme : kanabinoid berasal dari tanaman ganja yang menimbulkan rasa relaks. Kanabinoid digunakan atlet untuk meningkatkan pemulihan setelah olah raga
Contoh : hashish, hashish oil, marijuana
o Glukokortikosteroid
Mekanisme : Glukokortikoid secara umum digunakan sebagai obat antiinflamasi dan mengurangi rasa sakit, biasa digunakan sebagai obat asma, demam, inflamasi jaringan, reumatoid artritis. Glukokortikoid digunakan atlet untuk menghasilkan perasaan euphoria dan mengurangi rasa sakit saat cedera.
Contoh : dexamethasone, fluticasone, prednisone,triamcinolone, acetonide.
Penggunaan doping telah dilarang karena dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan tubuh dan tentunya dapat menyebabkan kematian. Pengunaan doping juga merupakan salah satu bentuk kecurangan dalam kompetisi.
Mitos Seputar Suplemen Olahraga
Salah satu dasar untuk mempertahankan kondisi tertinggi fisik dan prestasi olahraga adalah gizi yang optimal. Kondisi ini didefinisikan tidak dengan meningkatkan makan yang banyak tetapi intake gizi yang cukup untuk mempertahankan seseorang dalam kondisi fisik maksimal.
Namun dalam praktek sehari-hari banyak para atlet dan pelatih kurang memahami tentang makanan dan minuman yang kalau dikonsumsi akan memberikan kekuatan yang luar biasa. Berikut ini akan dibahas tentang mitos makanan dan minuman yang melanda berbagai atlet berprestasi baik yang dikonsumsi di dalam maupun di luar pemusatan latihan.
Umumnya atlet yang biasa menggunakan suplemen beranggapan bahwa sedikit sudah baik, kalau banyak tentu akan lebih banyak lagi. Dalam hal ini mereka tidak cukup mengetahui tentang bagaimana vitamin bekerja dan beraksi di dalam tubuh. Vitamin kalau dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan toksis.
Misalnya Vitamin B6 yang dikonsumsi lebih dari 1 gram/hari dalam jangka berbulan-bulan dapat berakibat hilangnya koordinasi otot dan paralysis, terlalu banyak vitamin dapat menyebabkan masalah pada pencernaan, batu ginjal dan diare. Pada umumnya bila dosis lebih besar dari 10 kali lipat kebutuhan dianggap sebagai megadosis dan hanya diminum di bawah pengawasan dokter. Pada megadosis, dalam sistem enzim pada tubuh kita berfungsi sebagai katalisator tetapi karena terlalu banyak sebagian lagi berfungsi sebagai suatu zat kimia atau tidak lagi sebagai zat gizi.
Orang-orang menggunakan suplemen karena merasa bahwa menu makanannya miskin dan zat-zat gizi lebih banyak daripada orang lain karena keadaan tertentu misalnya perokok berat, stres dan lain-lain. Pada keadaan yang kurang menguntungkan ini terjadi penghambatan sekresi atau kinerja enzim yang membuat sistem metabolisme kurang efisien. Atau dengan kata lain apabila tubuh menggunakan dengan zat-zat gizi dalam percepatan yang tinggi, maka orang tersebut membutuhkan zat-zat gizi tertentu dalam jumlah banyak yang belum tentu dapat disuplai hanya dari makanan. Jika Anda sudah terbiasa dengan suplemen yang terbuat dari bahan alami.
Natrium adalah mineral yang jumlahnya di dalam tubuh paling banyak bila dibandingkan dengan zat-zat mineral lainnya. Para pelatih profesional sering menasehatkan untuk meminum tablet Nacl pada sebelum, selama dan sesudah kompetisi. Atlet yang secara rutin terlatih mengeluarkan natrium dan potassium melalui keringat. Tetapi badan sudah pula terlatih bagaimana mempertahankan garam di dalam tubuh secara efisien sehingga yang hilang di dalam keringat hanya sedikit. Yang dibutuhkan oleh atlet yang berkeringat bukan air plus mineral tetapi cukup air saja. Jika atlet diajurkan minum tablet garam akan berbahaya buat kesehatan yang bersangkutan.
Sport drink mengandung gula artificial sebagai pemanis, glukosa, garam dan air. Di iklankan bahwa minuman ini lebih cepat masuk ke dalam peredaran darah daripada air biasa untuk segera dapat menyediakan energi. Hasil penelitian membuktikan justru sebaliknya dimana sport drink masuk ke dalam peredaran darah lebih lambat daripada air biasa. Jadi sesungguhnya yang dibutuhkan atlet adalah air atau lebih banyak air bukan sport drink (Sean 2008).
Cara Memilih Suplemen yang Baik
Karena pasar pengguna supplemen di seluruh dunia semakin besar, termasuk Indonesia, dan persaingan antara pengusaha suplemen baik pabrik farmasi lokal, farmasi luar negeri, dan importir makin kompetitif untuk meningkatkan pendapatannya dengan berbagai cara (mungkin dengan cara halal atau mungkin pula haram dan tidak mempunyai etika), kadang kita sulit untuk memilih suplemen yang baik. Berikut adalah beberapa saran untuk dipertimbangkan sebelum membeli supplemen.
• Sesuaikan pembelian suplemen dengan dana pribadi. Sebaiknya kita menggunakan suplemen setelah kebutuhan makan normal sehari-hari terpenuhi sesuai standar kita pencinta latihan beban. Misalnya akan lebih baik untuk membeli vitamin lokal dan telur dalam jumlah cukup (misalnya persediaan untuk 10 butir sehari selama 1 bulan) dan susu rendah lemak lokal daipada membeli protein powder impor dari luar negeri tapi sehari-harinya hanya sanggup makan 3 butir putih telur ditambah nasi. Bila kita tidak mempunyai masalah dengan pendanaan, kita dapat menggunakan merek dari luar negeri yang dapat dipercaya
• Pilihlah suplemen berdasarkan kepentingan, mulailah dengan suplemen dasar yaitu multivitamin dan multimineral serta asam lemak esensial, setelah itu beralih ke suplemen lain.
• Jangan terpengaruh dengan iklan. Banyak iklan dimaksudkan untuk membujuk kita membeli produk tertentu dengan janji kita akan mempunyai fisik seperti bintang iklannya. Hal ini terjadi di banyak majalah fitness dari luar negeri.
• Periksalah tanggal kadaluarsa pada label. Sebaiknya memilih suplemen yang batas waktu kadaluarsa 1-2 tahun di muka. Cari keterangan tentang perusahaan food suplemen baik pengusaha lokal atau importir tentang kualitas barang yang dijual. Bila kita menemui ada salah satu merek tidak sesuai jumlahnya antara yang tercantum dalam label dan isis dalam botolnya, atau isi dalam botol tidak sesuai dengan merek bungkusnya atau terbukti menjual barang kadaluarsa atau tidak tercantum ijin departemen kesehatan, maka hindari membeli suplemen dari perusahaan tersebut baik lokal maupun importir.
• Untuk membantu melakukan pemilihan suplemen berikut urut-urutan suplemen berdasarkan kepentingan :
Suplemen dasar : vitamin, mineral, asam lemak essensial.
Suplemen untuk menambah performa latihan : kreatin, protein powder, antioksidan khusus (vitamin C, E, beta-karotene, selenium).
(Anonim3 2009)
Suplemen bukanlah obat. Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit dan meringankan rasa sakit diderita. Obat merupakan zat yang cukup keras bekerja bagi tubuh dan seringkali mempunyai efek samping bermacam-macam. Oleh karena itu, pemakaian obat harus dengan resep dokter. Sedangkan suplemen sebagian besar bekerja sebagai tambahan gizi selain makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Suplemen juga merupakan zat yang membantu mengoptimalkan hormon dan fungsi tubuh (Anonim2 2009).
Suplemen tidak bekerja seperti obat. Suplemen bertujuan untuk membantu tubuh bekerja secara maksimal. Bahan di dalam suplemen tidak ada yang mengandung adiktif atau zat yang dapat membuat seseorang ketagihan (Anonim2 2009).
Alat bantu ergogenik dapat dipakai dalam berbagai cara, apakah memperlancar produksi energi melalui tiga sistem energi manusia atau mengoptimalisasi aplikasinya untuk olahraga. Berkenaan dengan hal tersebut alat bantu ergogenik dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu alat bantu mekanik atau biomekanik, alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi (Riyadi dkk. 2007).
Suplemen olahraga dapat berfungsi sebagai alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi. Alat bantu gisiologis secara teoritis dimaksudkan mempengaruhi secara langsung proses-proses fisiologi tertentu yang penting bagi olahraga. Salah satu alat bantu fisiologi yang paling berhasil adalah doping darah, yaitu menambah darah atau dalam istilah teknis dikenal dengan induksi arythrocythemia. Beberapa prosedur dapat digunakan, tetapi yang paling aman adalah teknik autologus transfusion. Suplemen besi, yang sering dipertimbangkan sebagai alat bantu ergogenik gizi, diklasifikasikan sebagai alat bantu fisiologi (Riyadi dkk. 2007).
Alat bantu ergogenik psikologi dapat dikelompokkan dalam dua kategori umum. Pertama sebagai pembangkit energi psikologi yang dimaksudkan memaksimalkan produksi energi, yang kerjanya kemungkinan mirip dengan obat-obat jenis stimultan. Kedua sebagai penenang psikologi yang secara teoritis dinyatakan memberikan pengaruh menenangkan sehingga membantu mengurangi taraf kecemasan dalam olahraga (Riyadi dkk. 2007).
Secara teoritis terdapat alat batnu ergogenik gizi pada setiap kelas zat gizi dari enam kelas utama zat gizi. Para atlet pada umumnya sudah biasa menggunakan suplemen dari hampir semua zat gizi dalam usahanya memperbaiki penampilan fisik. Sebagai contoh, senyawa karbohidrat tertentu sudah diketahui membantu penyerapan dan utilisasi karbohidrat selama latihan (Riyadi dkk. 2007).
Berikut beberapa contoh jenis suplemen olahraga yang terdapat secara bebas di pasaran:
1. Minuman Isotonik
Manfaat : mengganti cairan, energi dan elektrolit tubuh yang hilang. Komposisi minuman ini dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman diteguk dalam sekejap dapat terserap oleh tubuh. Karena yang sifatnya mengosongkan perut dan memiliki daya serap tinggi didalam usus. Umumnya komposisi terbesar minuman isotonik tetaplah air (hingga 98%). Dua persen lainnya barulah terdiri dari ion NaCl (Natrium klorida), KP (kalium fosfat), Mg (magnesium sitrat), dan Ca (kalsium laktat), yang berfungsi mengganti elektrolit tubuh yang hilang.
Dampak : Minuman isotonik biasanya mengandung asam nitrat. Karena itu mengonsumsinya tidak boleh sembarangan. Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat berpengaruh pada gigi serta lambung. Karena itu, sebaiknya konsumsi secepat mungkin, dan menggunakan sedotan, serta tidak ditahan atau dipakai berkumur. Selain itu, sebelum dikonsumsi sebaiknya didinginkan dulu di lemari es. Selain rasanya lebih segar, minuman yang didinginkan dapat mengurangi kemungkinan erosi pada tubuh. Selain itu, dalam keadaan dingin, zat-zat yang terkandung di dalamnya lebih cepat diserap saluran pencernaan. Untuk wanita hamil dan mereka yang usia lanjut, tidak masalah kalau ingin mengonsumsi minuman kesehatan ini, sejauh tidak berlebihan. Kelebihan kalium akan berpengaruh pada metabolisme tubuh dan menimbulkan efek jantung berdebar kencang.
2. Minuman Berenergi
Manfaat:Tubuh mendapat sumber energi dari karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam minuman energi, yang menjadi sumber energi adalah kabohidrat, karena lemak dan protein biasanya tidak enak rasanya bila diminum. Minuman energi juga ada yang ditambahkan vitamin dan mineral. Adanya kedua zat ini membuat pembentukan energi dalam tubuh bisa optimal.
Dampak: Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jika terjadi perubahan drastis dalam tubuh. Misalnya setelah minum minuman energi, tubuh jadi jauh lebih bersemangat atau tidak capek, meski telah melakukan banyak aktivitas. Hal ini bisa merupakan efek dopping. Jika benar begitu, bisa berbahaya. Tanpa sadar tubuh terus dipaksa bekerja keras. Akibatnya, fungsi organ-organ penting( seperti ginjal, hati, jantung) bisa terganggu.
3. Suplemen Creatine
Manfaat: Untik menambah tenaga ke sel-sel otot, sehingga membentuk otot agar terlihat berat. Biasanya, jenis suplemen ini diminati kaum pria yang ingin memiliki tubuh kekar.
Dampak:Jika dikonsumsi sesuai anjuran dan takaran yang tepat, tidak akan menimbulkan masalah. Pada pemakaian normal, zat ini tidak menimbulkan efek samping. Namun bila melebihi dosis dan tidak diimbangi latihan yang benar, dapat membahayakan ginjal karena banyak menyerap cairan tubuh. Padahal creatine alami bisa didapat dari makanan sehari-hari, terutama daging merah, dan ikan, walau dalam jumlah sedikit.
4. Suplemen Hormon (berbentuk susu protein)
Manfaat: Menambah tenaga dan membentuk otot tubuh. Selain berbentuk susu, suplemen ini ada pula yang berbentuk kapsul dan tablet, kebanyakan untuk jenis suplemen yang bersifat memengaruhi hormon.
Dampak: Sebaiknya, penggunaan suplemen ini sesuai petunjuk dokter. Pasalnya, jika tidak disertai pengetahuan yang benar tentang pemakaiannya, bisa membahayakan kesehatan. Sebab suplemen ini bekerja memengaruhi hormon. Kasus yang pernah terjadi, yaitu berpengaruh pada kerja jantung. Bahan-bahan dalam suplemen tersebut memacu kerja jantung menjadi lebih cepat, bisa juga menimbulkan stroke.
(Anonim1 2009)
Istilah doping tentu sudah tidak asing di kalangan olahragawan. Doping sering digunakan, terutama oleh altet, untuk meningkatkan performa. Dalam penggunaannya, doping dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu:
• Doping yang dipakai pada saat dan sebelum kompetisi
Terdiri dari :
o Anabolic Androgenic Steroids (AAS)
Mekanisme : meningkatkan efek anabolik seperti meningkatkan kekuatan dan massa otot. Doping jenis ini digunakan atlet untuk meningkatkan massa otot dalam waktu singkat.
Contoh : steroid (drostanolone, metenolone, nandralone dan oxandrolone); steroid endogen (dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone); steroid lain (clenbuterol, tibolone [Livial], zeranol, zilpaterol).
o Hormon
Mekanisme : Hormon digunakan untuk stimulasi fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, kelakuan, sensitivitas terhadap rasa sakit. Hormon digunakan atlet untuk meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan otot serta menigkatkan produksi sel darah merah untuk meningkatkan suply oksigen.
Contoh : erythropoietin (EPO), human growth hormones, insulin, corticotrophins, luteinizing hormone(LH), human chorionic gonadotrophin (hCG), ACTH.
o Agonis Beta 2
Mekanisme : Beta 2 biasa digunakan untuk obat asma dengan merelaksasi otot bronkus sehingga udara yang masuk meningkat. Keuntungan Beta 2 adalah sebagai stimulan dan bila dimasukkan ke peredaran darah memiliki efek seperti steroid anabolik. Beta 2 digunakan atlet untuk meningkatkan ukuran otot dan mengurangi lemak.
Contoh : salmeterol, salbutamol, terbutaline, formoterol, bambuterol, reproterol.
o Agen dengan aktivitas anti-estrogen
Mekanisme obat yang menghambat efek estrogen akan memberikan negative feed back bagi hipotalamus untuk melepaskan GnRh. Doping ini digunakan untuk mengurangi efek anabolik steroid seperti gynaecomastia dan meningkatkan produksi testosteron.
Contoh : clomiphene, cyclofenil, finasteride [Proscar]. raloxoifine [Evista], tamoxifen
o Diuretik
Mekanisme : meningkatkan produksi urin sehingga mengurangi berat badan dan menutupi penggunaan doping karena dikeluarkan melalui urin.
Contoh : epitestosterone, dextran, diuretics, probenecid
o Suplemen nutrisi
Mekanisme : menyediakan ATP (energi) bagi otot. Digunakan atlet untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan.
Contoh : asam amino, L-karnitrin, kreatin, gliserol, piruvat
• Doping yang digunakan hanya pada saat kompetisi
o Stimulan
Mekanisme : Stimulan merupakan obat yang meningkatkankewaspaan dan aktivitas fisik melalui peningkatan detak jantung dan pernafasan serta fungsi otak (mempengaruhi sistem saraf sehingga menstimulasi mental dan fisik tubuh). Stimulan digunakan atlet untuk mengurasi rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan mental, konsentrasi, kecepatan, tenaga, daya tahan, konsentrasi
Contoh : kafein, adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline, adrenalin, methylphenidate [Ritalin].
o Analgesik golongan narkotik
Mekanisme : Analgesik narkotik digunakan biasa digunakan untuk mengurangi rasa sakit menekan pusat rasa sakit di otak. Obat ini digunakan atlet untuk mengurasi rasa sakit bila terjadi cedera, mengurangi rasa gelisah, juga digunakan agar atlet dapat berlatih lebih keras dan lama
Contoh : buprenorphine, dextromoramide, heroin, morphine, pethidine
o Kanabinoid
Mekanisme : kanabinoid berasal dari tanaman ganja yang menimbulkan rasa relaks. Kanabinoid digunakan atlet untuk meningkatkan pemulihan setelah olah raga
Contoh : hashish, hashish oil, marijuana
o Glukokortikosteroid
Mekanisme : Glukokortikoid secara umum digunakan sebagai obat antiinflamasi dan mengurangi rasa sakit, biasa digunakan sebagai obat asma, demam, inflamasi jaringan, reumatoid artritis. Glukokortikoid digunakan atlet untuk menghasilkan perasaan euphoria dan mengurangi rasa sakit saat cedera.
Contoh : dexamethasone, fluticasone, prednisone,triamcinolone, acetonide.
Penggunaan doping telah dilarang karena dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan tubuh dan tentunya dapat menyebabkan kematian. Pengunaan doping juga merupakan salah satu bentuk kecurangan dalam kompetisi.
Mitos Seputar Suplemen Olahraga
Salah satu dasar untuk mempertahankan kondisi tertinggi fisik dan prestasi olahraga adalah gizi yang optimal. Kondisi ini didefinisikan tidak dengan meningkatkan makan yang banyak tetapi intake gizi yang cukup untuk mempertahankan seseorang dalam kondisi fisik maksimal.
Namun dalam praktek sehari-hari banyak para atlet dan pelatih kurang memahami tentang makanan dan minuman yang kalau dikonsumsi akan memberikan kekuatan yang luar biasa. Berikut ini akan dibahas tentang mitos makanan dan minuman yang melanda berbagai atlet berprestasi baik yang dikonsumsi di dalam maupun di luar pemusatan latihan.
Umumnya atlet yang biasa menggunakan suplemen beranggapan bahwa sedikit sudah baik, kalau banyak tentu akan lebih banyak lagi. Dalam hal ini mereka tidak cukup mengetahui tentang bagaimana vitamin bekerja dan beraksi di dalam tubuh. Vitamin kalau dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan toksis.
Misalnya Vitamin B6 yang dikonsumsi lebih dari 1 gram/hari dalam jangka berbulan-bulan dapat berakibat hilangnya koordinasi otot dan paralysis, terlalu banyak vitamin dapat menyebabkan masalah pada pencernaan, batu ginjal dan diare. Pada umumnya bila dosis lebih besar dari 10 kali lipat kebutuhan dianggap sebagai megadosis dan hanya diminum di bawah pengawasan dokter. Pada megadosis, dalam sistem enzim pada tubuh kita berfungsi sebagai katalisator tetapi karena terlalu banyak sebagian lagi berfungsi sebagai suatu zat kimia atau tidak lagi sebagai zat gizi.
Orang-orang menggunakan suplemen karena merasa bahwa menu makanannya miskin dan zat-zat gizi lebih banyak daripada orang lain karena keadaan tertentu misalnya perokok berat, stres dan lain-lain. Pada keadaan yang kurang menguntungkan ini terjadi penghambatan sekresi atau kinerja enzim yang membuat sistem metabolisme kurang efisien. Atau dengan kata lain apabila tubuh menggunakan dengan zat-zat gizi dalam percepatan yang tinggi, maka orang tersebut membutuhkan zat-zat gizi tertentu dalam jumlah banyak yang belum tentu dapat disuplai hanya dari makanan. Jika Anda sudah terbiasa dengan suplemen yang terbuat dari bahan alami.
Natrium adalah mineral yang jumlahnya di dalam tubuh paling banyak bila dibandingkan dengan zat-zat mineral lainnya. Para pelatih profesional sering menasehatkan untuk meminum tablet Nacl pada sebelum, selama dan sesudah kompetisi. Atlet yang secara rutin terlatih mengeluarkan natrium dan potassium melalui keringat. Tetapi badan sudah pula terlatih bagaimana mempertahankan garam di dalam tubuh secara efisien sehingga yang hilang di dalam keringat hanya sedikit. Yang dibutuhkan oleh atlet yang berkeringat bukan air plus mineral tetapi cukup air saja. Jika atlet diajurkan minum tablet garam akan berbahaya buat kesehatan yang bersangkutan.
Sport drink mengandung gula artificial sebagai pemanis, glukosa, garam dan air. Di iklankan bahwa minuman ini lebih cepat masuk ke dalam peredaran darah daripada air biasa untuk segera dapat menyediakan energi. Hasil penelitian membuktikan justru sebaliknya dimana sport drink masuk ke dalam peredaran darah lebih lambat daripada air biasa. Jadi sesungguhnya yang dibutuhkan atlet adalah air atau lebih banyak air bukan sport drink (Sean 2008).
Cara Memilih Suplemen yang Baik
Karena pasar pengguna supplemen di seluruh dunia semakin besar, termasuk Indonesia, dan persaingan antara pengusaha suplemen baik pabrik farmasi lokal, farmasi luar negeri, dan importir makin kompetitif untuk meningkatkan pendapatannya dengan berbagai cara (mungkin dengan cara halal atau mungkin pula haram dan tidak mempunyai etika), kadang kita sulit untuk memilih suplemen yang baik. Berikut adalah beberapa saran untuk dipertimbangkan sebelum membeli supplemen.
• Sesuaikan pembelian suplemen dengan dana pribadi. Sebaiknya kita menggunakan suplemen setelah kebutuhan makan normal sehari-hari terpenuhi sesuai standar kita pencinta latihan beban. Misalnya akan lebih baik untuk membeli vitamin lokal dan telur dalam jumlah cukup (misalnya persediaan untuk 10 butir sehari selama 1 bulan) dan susu rendah lemak lokal daipada membeli protein powder impor dari luar negeri tapi sehari-harinya hanya sanggup makan 3 butir putih telur ditambah nasi. Bila kita tidak mempunyai masalah dengan pendanaan, kita dapat menggunakan merek dari luar negeri yang dapat dipercaya
• Pilihlah suplemen berdasarkan kepentingan, mulailah dengan suplemen dasar yaitu multivitamin dan multimineral serta asam lemak esensial, setelah itu beralih ke suplemen lain.
• Jangan terpengaruh dengan iklan. Banyak iklan dimaksudkan untuk membujuk kita membeli produk tertentu dengan janji kita akan mempunyai fisik seperti bintang iklannya. Hal ini terjadi di banyak majalah fitness dari luar negeri.
• Periksalah tanggal kadaluarsa pada label. Sebaiknya memilih suplemen yang batas waktu kadaluarsa 1-2 tahun di muka. Cari keterangan tentang perusahaan food suplemen baik pengusaha lokal atau importir tentang kualitas barang yang dijual. Bila kita menemui ada salah satu merek tidak sesuai jumlahnya antara yang tercantum dalam label dan isis dalam botolnya, atau isi dalam botol tidak sesuai dengan merek bungkusnya atau terbukti menjual barang kadaluarsa atau tidak tercantum ijin departemen kesehatan, maka hindari membeli suplemen dari perusahaan tersebut baik lokal maupun importir.
• Untuk membantu melakukan pemilihan suplemen berikut urut-urutan suplemen berdasarkan kepentingan :
Suplemen dasar : vitamin, mineral, asam lemak essensial.
Suplemen untuk menambah performa latihan : kreatin, protein powder, antioksidan khusus (vitamin C, E, beta-karotene, selenium).
(Anonim3 2009)
Hepatitis dan Sirosis Hati
Hepatitis
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ) (Anonim, 2007).
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis), kanker hati, dan kegagalan fungsi hati yang bisa mematikan.
Banyak kasus hepatitis tidak segera diobati karena gejalanya serupa dengan serangan flu. Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang berat, air seni dapat berwarna gelap, buang air besar dapat berwarna pucat, dan kulit serta mata dapat menguning (disebut ikterus atau jaundice) (Anonim, 2008).
Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi berlangsung selama 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A (Anonim, 2007).
Hepatitis B
Tipe B (serum atau hepatitis dengan masa inkubasi panjang) juga banyak diderita oleh pengidap virus HIV-positif. Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan dapat mengurangi kasus yang disebabkan oleh transfusi. Tingkat kekronikan pada penderita 10% pada orang dewasa, 50% pada anak berumur kurang dari 5 tahun dan 80-90% pada bayi (2009, Anonim).
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual (Anonim, 2007).
Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin. Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :
• Lelah
• Hilang selera makan
• Sakit perut
• Urin menjadi gelap
• Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi
(Anonim, 2009)
Hepatitis D , E dan G
Tipe D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D meninggal dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obat-obatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat keparahan mencapai 2-70% (Anonim, 2009).
Hepatitis E banyak menyerang orang yang kembali dari daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Masa inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah 40 hari. Penyakit hepatitis E erupakan penyakit non-kronik (Anonim, 2009). Sedangkan hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan (Anonim, 2009).
Tipe Hepatitis Lain
Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat, atau pun racun mengakibatkan gejala yang sama seperti hepatitis virus. Tugas hati adalah untuk menguraikan zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. Beberapa obat yang dipakai untuk memerangi HIV atau pun penyakit terkait AIDS dapat mengakibatkan hepatitis. Begitu juga dengan parasetamol/asetaminofen yang merupakan obat penawar nyeri yang umum.
Pengobatan yang paling baik untuk tipe hepatitis ini adalah menghentikan penggunaan alkohol, narkoba atau obat yang mengganggu hati. Jika hepatitis disebabkan oleh infeksi oportunistik (IO) yang terkait AIDS maka IO itu harus ditangani agar hati dapat pulih (Anonim, 2008).
Sirosis Hati
Sirosis adalah perusakan jaringan hati normal yang meninggalkan jaringan parut yang tidak berfungsi di sekeliling jaringan hati yang masih berfungsi. Penyakit yang menyebabkan kerusakan hati akan mengakibatkan sirosis. Di AS, penyebab paling sering adalah penyalahgunaan alkohol. Pada usis 45-65 tahun, sirosis merupakan penyebab kematian ketiga, setelah penyakit jantung dan kanker. Di beberapa negara Asia dan Afrika, penyebab utama dari sirosis adalah hepatitis kronis.
Beberapa penderita sirosis ringan tidak memiliki gejala dan nampak sehat selama bertahun-tahun. Penderita lainnya mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa sakit. Jika aliran empedu tersumbat selama bertahun-tahun, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), gatal-gatal dan timbul nodul kecil di kulit yang berwarna kuning, terutama di sekeliling kelopak mata. Malnutrisi biasa terjadi karena buruknya nafsu makan dan terganggunya penyerapan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yang disebabkan oleh berkurangnya produksi garam-garam empedu.
Terkadang terjadi batuk darah atau muntah darah karena adanya perdarahan dari vena varikosa di ujung bawah kerongkongan (varises esofageal). Pelebaran pembuluh darah ini merupakan akibat dari tingginya tekanan darah dalam vena yang berasal dari usus menunju ke hati. Tekanan darah tinggi ini disebut sebagai hipertensi portal, yang bersamaan dengan jeleknya fungsi hati, juga bisa menyebabkan terkumpulnya cairan di dalam perut (asites) (Anonim, 2009).
Penyebab Hepatitis dan Sirosis
Para ilmuwan mengetahui tujuh virus yang bisa menyebabkan hepatitis. Ini disebut virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G, atau HAV, HBV, dan seterusnya. Lebih dari 90% kasus hepatitis disebabkan HAV, HBV dan HCV.
Hepatitis virus dapat bersifat akut atau kronis. Akut berarti penderita akan sakit selama beberapa minggu dan kemudian pulih total. Hepatitis kronis berarti hati penderita hepatitis mungkin sudah terkena radang selama enam bulan atau lebih. Hepatitis kronis menetap di tubuh penderita dan dapat menulari orang lain serta penyakit tersebut dapat menjadi aktif lagi.
HAV dan HEV merupakan penyakit akut dan tidak pernah menjadi kronis. Keduanya menular melalui kontak dengan tinja, baik secara langsung atau pun melalui makanan yang tersentuh oleh tangan yang tercemar. HBV merupakan virus hepatitis yang paling umum. Infeksi ini bisa ditularkan di antara anggota keluarga, melalui hubungan seks, atau kontak dengan darah yang terinfeksi.
HCV biasanya ditularkan melalui kontak dengan darah atau jarum yang tercemar. HCV dapat sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat pada kurun waktu sepuluh tahun setelah infeksi awal. Hampir semua orang yang terinfeksi HCV secara terus-menerus dapat menulari orang lain.
HDV hanya muncul pada orang dengan HBV. Penyakit pada orang yang terinfeksi HDV menjadi lebih berat dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV. Penyebab hepatitis G adalah virus HGV. HGV sebetulnya lebih benar disebut sebagai virus GBV-C. Infeksi GBV-C adalah umum pada pecandu narkoba (Anonim, 2008).
Sedangkan penyebab terjadinya sirosis adalah sebagai berikut:
1. Penyalahgunaan alkohol
2. Penggunaan obat-obatan tertentu
3. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu
4. Infeksi (termasuk hepatitis B dan hepatitis C)
5. Penyakit autoimun (termasuk hepatitis autoimun menahun)
6. Penyumbatan saluran empedu
7. Sumbatan menetap pada aliran darah dari hati (misalnya sindroma Budd-Chiari)
8. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
9. Kadar galaktosa tinggi dalam darah
10. Kadar tirosin tinggi dalam darah pada saat lahir (tirosinosis kongenitalis)
11. Penyakit penimbunan glikogen
12. Kencing manis (diabetes)
13. Kurang gizi
14. Penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan (penyakit Wilson)
15. Kelebihan zat besi (hemokromatosis).
(Anonim, 2009)
Pencegahan, Pengobatan dan Penanggulangan
Pencegahan dapat dilakukan dengan tepat jika kita mengetahui cara-cara penularan berbagai penyakit hepatitis. Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang tercemar feses penderita hepatitis A. Kebiasaan jajan makanan dan minuman di sembarang tempat meningkatkan resiko tertular penyakit hepatitis A. Makanan mentah maupun setengah matang berpotensi terkontaminasi virus ini.
Beberapa cara pencegahan terhadap penyakit hati adalah sebagai berikut:
1) Imunisasi
Imunisasi sangat efektif mencegah infeksi suatu penyakit. Setelah imunisasi tubuh akan menghasilkan antibodi yang merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak-anak usia antara 2 hingga 18 tahun sebanyak satu kali. Orang dewasa membutuhkan imunisasi ulang (booster) setelah 6 hingga 12 bulan imunisasi pertama. Kekebalan yang didapat dari imunisasi ini dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun. Namun seseorang yang telah diimunisasi dapat terkena hepatitis A jika ia terinfeksi VBA antara waktu 2 hingga 4 minggu setelah imunisasi, karena pada saat itu tubuh belum menghasilkan antibodi dalam jumlah cukup.
Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi VHB selama 15 tahun. Imunisasai hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi pertama dan kedua diberikan dalam jarak 1 bulan. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua. Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari rumah bersalin.
Bagi orang dewasa sebelum diimunisasi, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBS. Anti HBS adalah antibodi terhadap antigen permukaan VHB (HBs-Ag). Dengan begitu dapat dinilai apakah tubuh telah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B atau tidak. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan terhadap hepatitis B maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi. Namun pada kenyataannya pemeriksaan kadar anti-HBs lebih mahal daripada harga vaksin hepatitis B. Dengan begitu bagi mereka yang beresiko tinggi tertular VHB imunisasi bisa langsung diberikan.
2) Imunitas sementara
Mereka yang sering bepergian ke daerah lain sebaiknya mendapatkan kekebalan sementara untuk mencegah infeksi VHA terutama jika daerah tujuannya adalah daerah endemik hepatitis A atau daerah yang sanitasinya buruk. Imunitas sementara dapat diperoleh dengan pemberian immunoglobulin (Ig). Ig untuk pencegahan hepatitis A berisi antivirus hepatitis A yang sangat efektif setelah 2 minggu pemberian. Untuk mereka yang harus menetap di daerah endemic, Ig anti VHA sebaiknya diulang setiap 3 hingga 5 bulan.
3) Menjaga kebersihan
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun setiap kali selesai buang air besar dan kecil sangat dianjurkan untuk menghambat penularan VHA. Hal yang sama perlu dilakukan pula pada saat sebelum makan, mengolah dan menyiapkan makanan. Awasi dan berikan pngertian pada anak-anak agar tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya (Anonim, 2009)
4) Tidak menggunakan barang orang lain
Barang-barang yang dapat menyebabakan luka dapat menjadi media penularan virus hepatitis B dan C. Barang-barang tersebuat antara lain pisau cukur, gunting kuku, sikat gigi, dan lain-lain.
5) Melakukan hubungan seks sehat dan aman
Melakukan hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan beresiko tinggi tertular hepatitis B dan C.
6) Jika terinfeksi hepatitis B jangan mendonorkan darah
Palang merah Indonesia akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada darah yang di donorkan. Jika ternyata sejumlah darah pada bank darah terinfeksi virus hepatitis B atau C maka darah tersebut akan dimusnahkan.
7) Bersihkan ceceran darah
Jika ada ceceran darah meski sedikit harus segera dibersihkan. Penggunaan larutan pemutih pakaian diyakini dapat membunuh virus.
(Anonim, 2009)
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis B (VHB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hati seperti hepatitis dan sirosis diantaranya adalah:
1. Istirahat di tempat tidur
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak.
2. Pola makan sehat
3. Pemberian obat dan antivirus
Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi virus.
(Anonim, 2009)
Diet yang Dianjurkan
Diet yang dianjurkan bagi penderita penyakit hati adalah Diet Penyakit Hati. Tujuan diberikan diet khusus bagi penderita penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara:
1) Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan / atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2) Mencegah katabolisme protein.
3) Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4) Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus dan hipertensi portal.
5) Mencegah koma hepatik.
Syarat diet bagi penyakti hati adalah:
1. Energi tinggi yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu sebesar 40-45 Kal/kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu sebesar 20-25 % dari total kebutuhan energi dalam bentuk mudah dicerna.
3. Protein cenderung tinggi sebesar 1.25-1.5 g/kg BB sesuai dengan kemampuan pasien. Pada Diet Hati I diberikan protein sebesar 0.5 g/kg BB, pada Diet Hati II diberikan protein sebesar 1 g/kg BB dan pada Diet Hati III diberikan protein dengan rasio perbandingan nitrogen 150:1.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
5. Pemberian natrium dilakukan sesuai dengan keadaan pasien. Pemberian natrium rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika maka pemberian garam natrium tidak dikurangi.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan diberikan sesuai keadaan pasien. Bila ada keluhan mual dan muntah maka diberikan makanan lunak atau makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna.
(Almatsier, 2006)
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Makanan pada Diet Hati I rendah energi, protein, kalsium, zat besi dan thiamin karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
Diet Hati II diberikan sebagai makanan peralihan dari Diet Hati I kepada pasien yang nafsu makannya sudah membaik. Makanan ini cukup energi, zat besi, vitamin A dan C namun kurang kalsium dan thiamin. Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau pada pasien hepatitis akut dan sirosis hati yang nafsu makannya telah membaik dan dapat menerima protein serta tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif.
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ) (Anonim, 2007).
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis), kanker hati, dan kegagalan fungsi hati yang bisa mematikan.
Banyak kasus hepatitis tidak segera diobati karena gejalanya serupa dengan serangan flu. Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang berat, air seni dapat berwarna gelap, buang air besar dapat berwarna pucat, dan kulit serta mata dapat menguning (disebut ikterus atau jaundice) (Anonim, 2008).
Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi berlangsung selama 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A (Anonim, 2007).
Hepatitis B
Tipe B (serum atau hepatitis dengan masa inkubasi panjang) juga banyak diderita oleh pengidap virus HIV-positif. Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan dapat mengurangi kasus yang disebabkan oleh transfusi. Tingkat kekronikan pada penderita 10% pada orang dewasa, 50% pada anak berumur kurang dari 5 tahun dan 80-90% pada bayi (2009, Anonim).
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual (Anonim, 2007).
Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin. Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :
• Lelah
• Hilang selera makan
• Sakit perut
• Urin menjadi gelap
• Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi
(Anonim, 2009)
Hepatitis D , E dan G
Tipe D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D meninggal dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obat-obatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat keparahan mencapai 2-70% (Anonim, 2009).
Hepatitis E banyak menyerang orang yang kembali dari daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Masa inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah 40 hari. Penyakit hepatitis E erupakan penyakit non-kronik (Anonim, 2009). Sedangkan hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan (Anonim, 2009).
Tipe Hepatitis Lain
Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat, atau pun racun mengakibatkan gejala yang sama seperti hepatitis virus. Tugas hati adalah untuk menguraikan zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. Beberapa obat yang dipakai untuk memerangi HIV atau pun penyakit terkait AIDS dapat mengakibatkan hepatitis. Begitu juga dengan parasetamol/asetaminofen yang merupakan obat penawar nyeri yang umum.
Pengobatan yang paling baik untuk tipe hepatitis ini adalah menghentikan penggunaan alkohol, narkoba atau obat yang mengganggu hati. Jika hepatitis disebabkan oleh infeksi oportunistik (IO) yang terkait AIDS maka IO itu harus ditangani agar hati dapat pulih (Anonim, 2008).
Sirosis Hati
Sirosis adalah perusakan jaringan hati normal yang meninggalkan jaringan parut yang tidak berfungsi di sekeliling jaringan hati yang masih berfungsi. Penyakit yang menyebabkan kerusakan hati akan mengakibatkan sirosis. Di AS, penyebab paling sering adalah penyalahgunaan alkohol. Pada usis 45-65 tahun, sirosis merupakan penyebab kematian ketiga, setelah penyakit jantung dan kanker. Di beberapa negara Asia dan Afrika, penyebab utama dari sirosis adalah hepatitis kronis.
Beberapa penderita sirosis ringan tidak memiliki gejala dan nampak sehat selama bertahun-tahun. Penderita lainnya mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa sakit. Jika aliran empedu tersumbat selama bertahun-tahun, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), gatal-gatal dan timbul nodul kecil di kulit yang berwarna kuning, terutama di sekeliling kelopak mata. Malnutrisi biasa terjadi karena buruknya nafsu makan dan terganggunya penyerapan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yang disebabkan oleh berkurangnya produksi garam-garam empedu.
Terkadang terjadi batuk darah atau muntah darah karena adanya perdarahan dari vena varikosa di ujung bawah kerongkongan (varises esofageal). Pelebaran pembuluh darah ini merupakan akibat dari tingginya tekanan darah dalam vena yang berasal dari usus menunju ke hati. Tekanan darah tinggi ini disebut sebagai hipertensi portal, yang bersamaan dengan jeleknya fungsi hati, juga bisa menyebabkan terkumpulnya cairan di dalam perut (asites) (Anonim, 2009).
Penyebab Hepatitis dan Sirosis
Para ilmuwan mengetahui tujuh virus yang bisa menyebabkan hepatitis. Ini disebut virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G, atau HAV, HBV, dan seterusnya. Lebih dari 90% kasus hepatitis disebabkan HAV, HBV dan HCV.
Hepatitis virus dapat bersifat akut atau kronis. Akut berarti penderita akan sakit selama beberapa minggu dan kemudian pulih total. Hepatitis kronis berarti hati penderita hepatitis mungkin sudah terkena radang selama enam bulan atau lebih. Hepatitis kronis menetap di tubuh penderita dan dapat menulari orang lain serta penyakit tersebut dapat menjadi aktif lagi.
HAV dan HEV merupakan penyakit akut dan tidak pernah menjadi kronis. Keduanya menular melalui kontak dengan tinja, baik secara langsung atau pun melalui makanan yang tersentuh oleh tangan yang tercemar. HBV merupakan virus hepatitis yang paling umum. Infeksi ini bisa ditularkan di antara anggota keluarga, melalui hubungan seks, atau kontak dengan darah yang terinfeksi.
HCV biasanya ditularkan melalui kontak dengan darah atau jarum yang tercemar. HCV dapat sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat pada kurun waktu sepuluh tahun setelah infeksi awal. Hampir semua orang yang terinfeksi HCV secara terus-menerus dapat menulari orang lain.
HDV hanya muncul pada orang dengan HBV. Penyakit pada orang yang terinfeksi HDV menjadi lebih berat dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV. Penyebab hepatitis G adalah virus HGV. HGV sebetulnya lebih benar disebut sebagai virus GBV-C. Infeksi GBV-C adalah umum pada pecandu narkoba (Anonim, 2008).
Sedangkan penyebab terjadinya sirosis adalah sebagai berikut:
1. Penyalahgunaan alkohol
2. Penggunaan obat-obatan tertentu
3. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu
4. Infeksi (termasuk hepatitis B dan hepatitis C)
5. Penyakit autoimun (termasuk hepatitis autoimun menahun)
6. Penyumbatan saluran empedu
7. Sumbatan menetap pada aliran darah dari hati (misalnya sindroma Budd-Chiari)
8. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
9. Kadar galaktosa tinggi dalam darah
10. Kadar tirosin tinggi dalam darah pada saat lahir (tirosinosis kongenitalis)
11. Penyakit penimbunan glikogen
12. Kencing manis (diabetes)
13. Kurang gizi
14. Penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan (penyakit Wilson)
15. Kelebihan zat besi (hemokromatosis).
(Anonim, 2009)
Pencegahan, Pengobatan dan Penanggulangan
Pencegahan dapat dilakukan dengan tepat jika kita mengetahui cara-cara penularan berbagai penyakit hepatitis. Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang tercemar feses penderita hepatitis A. Kebiasaan jajan makanan dan minuman di sembarang tempat meningkatkan resiko tertular penyakit hepatitis A. Makanan mentah maupun setengah matang berpotensi terkontaminasi virus ini.
Beberapa cara pencegahan terhadap penyakit hati adalah sebagai berikut:
1) Imunisasi
Imunisasi sangat efektif mencegah infeksi suatu penyakit. Setelah imunisasi tubuh akan menghasilkan antibodi yang merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak-anak usia antara 2 hingga 18 tahun sebanyak satu kali. Orang dewasa membutuhkan imunisasi ulang (booster) setelah 6 hingga 12 bulan imunisasi pertama. Kekebalan yang didapat dari imunisasi ini dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun. Namun seseorang yang telah diimunisasi dapat terkena hepatitis A jika ia terinfeksi VBA antara waktu 2 hingga 4 minggu setelah imunisasi, karena pada saat itu tubuh belum menghasilkan antibodi dalam jumlah cukup.
Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi VHB selama 15 tahun. Imunisasai hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi pertama dan kedua diberikan dalam jarak 1 bulan. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua. Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari rumah bersalin.
Bagi orang dewasa sebelum diimunisasi, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBS. Anti HBS adalah antibodi terhadap antigen permukaan VHB (HBs-Ag). Dengan begitu dapat dinilai apakah tubuh telah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B atau tidak. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan terhadap hepatitis B maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi. Namun pada kenyataannya pemeriksaan kadar anti-HBs lebih mahal daripada harga vaksin hepatitis B. Dengan begitu bagi mereka yang beresiko tinggi tertular VHB imunisasi bisa langsung diberikan.
2) Imunitas sementara
Mereka yang sering bepergian ke daerah lain sebaiknya mendapatkan kekebalan sementara untuk mencegah infeksi VHA terutama jika daerah tujuannya adalah daerah endemik hepatitis A atau daerah yang sanitasinya buruk. Imunitas sementara dapat diperoleh dengan pemberian immunoglobulin (Ig). Ig untuk pencegahan hepatitis A berisi antivirus hepatitis A yang sangat efektif setelah 2 minggu pemberian. Untuk mereka yang harus menetap di daerah endemic, Ig anti VHA sebaiknya diulang setiap 3 hingga 5 bulan.
3) Menjaga kebersihan
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun setiap kali selesai buang air besar dan kecil sangat dianjurkan untuk menghambat penularan VHA. Hal yang sama perlu dilakukan pula pada saat sebelum makan, mengolah dan menyiapkan makanan. Awasi dan berikan pngertian pada anak-anak agar tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya (Anonim, 2009)
4) Tidak menggunakan barang orang lain
Barang-barang yang dapat menyebabakan luka dapat menjadi media penularan virus hepatitis B dan C. Barang-barang tersebuat antara lain pisau cukur, gunting kuku, sikat gigi, dan lain-lain.
5) Melakukan hubungan seks sehat dan aman
Melakukan hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan beresiko tinggi tertular hepatitis B dan C.
6) Jika terinfeksi hepatitis B jangan mendonorkan darah
Palang merah Indonesia akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada darah yang di donorkan. Jika ternyata sejumlah darah pada bank darah terinfeksi virus hepatitis B atau C maka darah tersebut akan dimusnahkan.
7) Bersihkan ceceran darah
Jika ada ceceran darah meski sedikit harus segera dibersihkan. Penggunaan larutan pemutih pakaian diyakini dapat membunuh virus.
(Anonim, 2009)
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis B (VHB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hati seperti hepatitis dan sirosis diantaranya adalah:
1. Istirahat di tempat tidur
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak.
2. Pola makan sehat
3. Pemberian obat dan antivirus
Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi virus.
(Anonim, 2009)
Diet yang Dianjurkan
Diet yang dianjurkan bagi penderita penyakit hati adalah Diet Penyakit Hati. Tujuan diberikan diet khusus bagi penderita penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara:
1) Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan / atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2) Mencegah katabolisme protein.
3) Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4) Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus dan hipertensi portal.
5) Mencegah koma hepatik.
Syarat diet bagi penyakti hati adalah:
1. Energi tinggi yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu sebesar 40-45 Kal/kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu sebesar 20-25 % dari total kebutuhan energi dalam bentuk mudah dicerna.
3. Protein cenderung tinggi sebesar 1.25-1.5 g/kg BB sesuai dengan kemampuan pasien. Pada Diet Hati I diberikan protein sebesar 0.5 g/kg BB, pada Diet Hati II diberikan protein sebesar 1 g/kg BB dan pada Diet Hati III diberikan protein dengan rasio perbandingan nitrogen 150:1.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
5. Pemberian natrium dilakukan sesuai dengan keadaan pasien. Pemberian natrium rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika maka pemberian garam natrium tidak dikurangi.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan diberikan sesuai keadaan pasien. Bila ada keluhan mual dan muntah maka diberikan makanan lunak atau makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna.
(Almatsier, 2006)
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Makanan pada Diet Hati I rendah energi, protein, kalsium, zat besi dan thiamin karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
Diet Hati II diberikan sebagai makanan peralihan dari Diet Hati I kepada pasien yang nafsu makannya sudah membaik. Makanan ini cukup energi, zat besi, vitamin A dan C namun kurang kalsium dan thiamin. Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau pada pasien hepatitis akut dan sirosis hati yang nafsu makannya telah membaik dan dapat menerima protein serta tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif.
Langganan:
Postingan (Atom)